Rabu, 08 Desember 2010

Jenderal TNI Peduli Petani



(Wawancara Pangdam VII Wirabuana, Saat Dijabat Mayjen. TNI Djoko Susilo Utomo)Di samping bertugas menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia dalam bentuk operasi militer perang, Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Pangdam VII Wirabuana juga terus memprogramkan operasi selain militer perang, membantu aparat kepolisian menjaga keamanan, membantu program pemerintah, membantu petani meningkatkan produksi pertanian. Selain itu, mendukung upaya mengurangi dampak pemanasan global (Global Warming) dengan penanaman 1 juta pohon."Semua harus turun lapangan, tidak bisa tidak, kita harus berbuat apa saja demi rakyat, itu juga yang membuat saya malas diajak bicara dalam seminar-seminar, diperlukan kerja nyata," tegas Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Djoko Susilo Utomo, Pangdam VII Wirabuana, kepada Upeks, di Markas Kodam, Selasa (9/12).Salah satu operasi selain militer perang yang dilakukan jajaran Kodam VII Wirabuana, membantu tercapainya program ketahanan pangan Pemrov Sulsel yang bertekat mencapai target produksi besar 2 juta ton beras.
Menurut Djoko Susilo Utomo, sedikitnya ada 14 program pemerintah Sulsel yang melibatkan TNI, diantaranya mendukung tercapainya surplus 2 juta ton beras tadi. "Pada akhir 2008 ini, kami akan membuat laporan evaluasi terhadap setiap program yang telah dilakukan, termasuk mengawal tahapan pemilu 2009 mendatang," katanya.
Sebab, Kodam juga bertanggungjawab mengawal dan menjaga tahapan tersebut, mem-beckup kepolisian. "Apalagi tahun depan kita tahu kondisi ekonomi kurang kondusif, dan dampaknya akan kita rasakan pertengahan tahun depan," ujar Djoko.
Krisis global ini menurut penilaian Djoko, harus dicarikan solusi. Khusus menampung para buruh yang nantinya kehilangan pekerajaan karena di-PHK oleh perusahaan tempat mereka bekerja. "Informasi dari para ekonom, pertengahan 2009, krisis ini akan mulai terasa," ungkapnya.
Djoko menawarkan satu diantara sekian banyak solusi menghadapi badai krisis tersebut, yakni membantu pemerintah merealisasi ketahanan pangan. Caranya dengan membuka lahan tidur untuk menghidupkan sektor pertanian, sehingga para buruh tadi bisa pulang bertani. "TNI siap membantu membuka lahan tidur untuk menjadi lahan pertanian," katanya.
Bahkan dijelaskan, saat ini seluruh Korem se-Sulsel telah bergerak melakukan kegiatan membantu dan mendukung program menciptakan ketahanan pangan tadi. "Saya sudah tandatangan MoU dengan Pemrov Sulsel mengenai masalah ini," ungkap Djoko.
Untuk mendukung ketahanan pangan pemerintah tadi, TNI melakukan perbaikan-perbaikan beberapa sektor yang dianggap bisa menghambat tercapainya tujuan tersebut. Sebut misalnya sektor irigasi. Sarana irigasi ternyata sangat penting, karena berdasarkan data yang ada ternyata hanya 20% dari lahan yang ada di Sulsel mendapat layanan irigasi, sedangkan 80% lainnya hanya sawah tada hujan.
"Ini yang perlu dicarikan solusi, agar sawah-sawah tada hujan tadi bisa dialiri, Kami telah mengujicoba dengan memasang Pompa Air Tanpa Motor (PATM) di sejumlah kabupatan, seperti Bantaeng, Jeneponto, dan Wajo. Kemampuan pompa ini bisa menarik air sampai ratusan meter, sekarang sedang diujicoba," papar Djoko.
Hasilnya nanti, petani bisa panen sampai lima kali, dan tentu saja meningkatkan produksinya.
"Faktor lain yang kita lakukan untuk membantu petani adalah memberikan contoh dengan menanam bibit padi hibrida. Karena masyarakat tidak gampang menanam sesuatu yang baru, makanya kita beri contoh agar mereka mau. Hasinya, kalau biasanya setiap satu hektar hanya bisa menghasilkan 3-4 ton beras, maka dengan bibit tadi bisa meningkat sampai 10 ton, minimal 7 ton lah," katanya.
Pola tanam juga menjadi perhatian, personil TNI berusaha membantu petani memperbaiki pola tanam yang tradisional menjadi lebih baik lagi sehingga muaranya juga membantu meningkatkan produksi pangan. "Aparat kami di tingkat Badan Pembina Desa sudah turun untuk membantu masyarakat," katanya.
Mereka juga sudah ditatar khusus soal pola tanam, sehingga mereka bisa menjelaskan dan membantu masyarakat di daerahnya.
Masalah serius yang juga menghadang program ketanahan pangan ini, menurut Djoko, yakni pupuk yang sering hilang. "Ke mana larinya pupuk itu, hal ini telah kita selidiki dan cari bersama aparat kepolisian," tegas Djoko.
Sektor pembiayaan juga mendapat perhatian, TNI akan mengawal dan berusaha meyakinkan pihak perbankan agar bisa mengembalikan kepercayaan kepada petani. Supaya mereka dapat memberikan pinjaman. Demikian pula sebaliknya, TNI juga akan mendorong produksi petani meningkat sehingga mereka mampu membayar utang di bank.
Lalu mengapa Pangdam VII Wirabuana, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Djoko Susilo Utomo, mau memprogramkan semua itu? Bahkan dia sendiri yang turun langsung menaman dan memberikan contoh kepada masyarakat agar mau berbuat meningkatkan produksinya.
"Ini saya lakukan selain karena memang saya suka dengan pertanian, juga merupakan perintah presiden, selain itu terkait masalah PHK buruh tadi. TNI siap membuka lahan tidur menjadi lahan produktif," ujar Djoko.
Bukan hanya sektor pertani, TNI juga memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pengurangan dampak pemanasan global (global warming). Hal ini dilakukan dengan cara memprogramkan pengadaan bibit dan penanaman pohon. Saat ini TNI telah melakukan pembibitan ratusan ribu pohon, juga telah menanam ratusan ribu bibit. "Kami target penanaman 1 juta pohon," tegasnya.
Khusus masalah keamanan daerah, Djoko meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan, menjaga daerah ini agar tetap kondusif. "Jangan sampai situasi ini dimanfaatkan oknum-oknum tertentu yang berusaha membentur-benturkan kita dan tidak ingin melihat daerah ini kondusif," pinta Djoko.
Dia menilai kondisi Sulsel saat ini masih dalam taraf yang wajar-wajar saja. Memang beberapa waktu lalu sudah sempat bagus, tetapi belakangan ramai lagi lagi. "Tapi saya nilai masih wajar," katanya. Dia juga meminta semua pihak meredam gejolak tersebut. "Sekarang kita harus turun kelapangan, jangan hanya berwacana saja, saya lebih senang langsung ke lapangan daripada berwacana di seminar," katanya. (Zulkarnain Hamson)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar